Naralicious

Naralicious

Saturday, June 12, 2010

..PENANTIAN..

Memori kisah kita mula bermain di minda ku,

Dimainkan seperti filem-filem di panggung wayang,

Bermula dengan pertemuan yang membawa kabahagiaan,

Kita berkenalan dengan senyuman terukir indah di bibir,

Dikala itu hati ini bagaikan sekuntum bunga yang mekar,

Jiwa ini dipenuhi bunga-buangaan bak taman bunga yang subur,

Di saat itu, ku menanti dirimu untuk merisik hati ini,

Itulah penantian ku yang pertama untuk mu,

Di kala malam menjelma,

Kedinginan malam yang selalunya ku rasai bertukar menjadi hangat, sehangat rinduku padamu,

Setiap detik dan ketika ku menanti khabar darimu,

Ku menanti penuh kesabaran,

Penantian ku yang kedua ini sering merundungku setiap waktu hanya untuk dirimu yang selalu ku nanti,

Setiap kali telefon bimbit ku berbunyi tanda datangnya pesanan ringkas,

Hati ini melonjak kegembiraan,

Tubuh ku menjadi cergas serta merta,

Perasaan ingin tahu membuak-buak,

Secepatnya inginku mengetahui siapakah pengirimnya,

Andainya namamu menjelma,

Hatiku mula berlagu riang lalu ku tersenyum kepuasan,

Ada ketikanya,

Dirimu tidak membalas masej dariku,

Ku menanti jawapan darimu,

Suatu penantian yang penuh debaran bagiku,

Persoalan yang tidak ku tahu jawapannya,

Membuat diri ini berasa di awang-awangan,

Persoalanku mula terapung-apung di udara,

Kerna persoalan tersebut tidak pasti dimanakah jawapannya

berada,

persoalan yang tercari-cari kan jawapan,

dan diri ini ternanti-nanti reaksi dari dirimu,

di kala itu, pernantian suatu penyeksaan bagiku,

setelah lama kita berkenalan,

harapan di lubuk hati semakin memuncak,

mahukah dirimu menjadikan diri ini sebagai teman hidupmu??

Ku nantikan jawapan mu.

Setiap patah kata darimu amat bermakna bagi ku,

Ku akan tetap menanti dirimu,

Walau menanti dan terus menanti itu amat menyakitkan rohaniku,

Tidak mampu ku menanggung kepedihan jiwaku tanpa dirimu menghiasi nya…

Ada ketikanya, ku terfikir,

Sampai bila ku harus menanti sesuatu yang tidak pasti bagiku,

Seandainya jawapan yang ku terima menyeksakan batinku,

Ku akui, jantungku terasa bagaikan di tikam berkali-kali,

Nafasku bagaikan di sekat-sekat,

Tak mudah bagiku untuk melupakan mu dan pergi menjauh,

Sebelum masa itu tiba,

Ku memerlukan sedikit waktu untuk bersedia,

Bersedia untuk bernafas tanpamu menemani hatiku,

Tapi, kini, ku tetap menanti dirimu,

Sungguhpun diri ini mengatakan,

Tidak sanggupku menunggu dirimu selamanya,

Tetapi, hati ku tetap memiliki secebis harapan,

Mengharap dirimu memberikan ku jawapan…

No comments:

Post a Comment